Kedokteran Modern SALAH?
Oleh Henny Zainal, Arit Widowati, dan Nanik Susanti di TANYA ASI - HZ Lactation Center (Berkas) · Sunting Dokumen
Q.
Dalam seratus tahun terakhir, ilmu pengobatan telah berkembang dengan cepat. Ironisnya, jumlah orang yang jatuh sakit terus meningkat setiap tahunnya. Jika ilmu pengobatan memang telah benar-benar berkembang, MENGAPA ORANG YANG SAKIT TIDAK MENJADI LEBIH SEDIKIT?
Apakah Ini karena ilmu kedokteran modern BERLANDASKAN PADA PEMIKIRAN YANG SALAH? Saya yakin jawabannya adalah BENAR.
Teori kedokteran masa kini menyatakan bahwa BAKTERI DAN VIRUS ADALAH PENYEBAB PENYAKIT-PENYAKIT MENULAR.
Namun, ini adalah sebuah sudut pandang yang BERAT SEBELAH. Kita harus ingat bahwa kita menderita penyakit karena MENGIZINKAN TUBUH KITA MENJADI SARANG BAGI BAKTERI DAN VIRUS TERSEBUT.
Ilmu kedokteran modern didasari oleh pemikiran untuk merawat atau mengobati penyakit, sementara ilmu pengobatan yang sesunggunya seharusnya didasari oleh pemikiran untuk MENJAGA KESEHATAN. (Hiromi Shinya. “The Miracle of Enzyme”,penerbit:Qonita:20008,p215-216)
A.
Mega Indah Tomeala Arief : Dear mb Rizky, senang deh anda posting ttg bukunya Hiromi Shinya di grup ini. Sebagai komunitas Vaccine Awarness memang sudah saatnya kita banyak membaca dan membahas buku kesehatan seperti ini, selain yg utama Thibbun Nabawi.
Menurut saya teori kedokteran masa kini menyatakan bahwa BAKTERI DAN VIRUS ADALAH PENYEBAB PENYAKIT-PENYAKIT MENULAR adalah BENAR. Tapi ya itu, teori ini memang menjadi sebuah sudut pandang yang berat sebelah. Nah, pola pikir dokter dan pasien (tidak semua ya) dalam memandang kesehatan semakin membuatnya tidak seimbang. Kita lebih senang yg mudah, praktis dan cepat, walaupun mahal biaya dan resiko. Misalnya minum obat kimia saat sakit, suplemen kimia agar tetap fit, ato vaksin untuk pencegahan penyakit.
IMHO ya, tubuh kita adalah sebuah keseimbangan. Yang utama harus kita pelajari bagaimana menjaga keseimbangan ini, sehingga sekalipun ada serangan bakteri dan virus, tidak muncul yang namanya penyakit. Jika yang selalu dilawan dan diutakatik adalah virus atau bakterinya, yaaa... Sesuatu biasanya semakin dilawan akan makin jahat ato makin ganas kan...
Jadi porsi mengusahakan tubuh yang selalu sehat ini harus lebih besar dari porsi kekhawatiran akan tertular penyakit, terkena bakteri ato virus, dsb.
Nah menjaga kesehatan dengan cara-cara yang alami ini memang butuh waktu, tenaga, komitmen dan konsisten. Tapi jika pola baiknya sdh terbentuk, hasilnya lebih baik dan lebih bertahan, resiko pun sangat2 kecil. Salah satu contohnya adalah MENYUSUI :))
Mas Ichang : enak diskusinya kayaknya hehee.. Sekarang didalam prakteknay, samakah definisi sakit antara dokter dan pasien? Atau lebih luasnya, samakah setiap orang mendefinisikan makna 'sakit' bagi dirinya sendiri? bener ga nih?
Dipemaknaan sakit inilah ujung pangkalnya bagaimana selanjutnya dalam hal penjagaan kesehatan dan perawatan sakit kita akan memilih.
Laksmi Savitri : Mas Ichang : jd makna sakit yg betul (ato katakanlah lebih tepat) spt apa? *jgn2 sy sering salah jg nih memaknai sakit tsb :)*
Mas Ichang Dari Ummu Al-Ala', dia berkata : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak". (Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092)
Mari bertitik tolak pada hadits ini.... Bagaimana kita menyikapi dan memaknai sakit.. Niscaya kita tak akan menuntut para dokter untuk membuat kita sembuh dengan seketika, niscaya kita tidak akan memaksa para tenaga medis untuk bermain sulap dan memaksa kita sehat seketika.
Mega Indah Tomeala Arief Eh, makasih ya Mas Ichang, saya diingatkan banget.. Sebagai praktisi saya seringnya melihat definisi dan memaknai SAKIT dari perspektif saya, lupa menanyakan dari sisi pasien. Saya selalu memandang sakit adalah daya tahan tubuh kita yang menurun. Sehingga solusi yang utama diambil adalah bagaimana meningkatkan daya tahan tubuh dulu.
Selanjutnya saya pikir, penting kita mengetahui bagaimana perspektif pasien. Karena ini pun akan menentukan keberhasilan dari usaha menjaga kesehatan dan merawat sakit :))
Mas Ichang Semua yg bu mega ungkapkan diatas sangat klop. saya hanya menarik pemahaman dari hal yg lebih ujung/hulu. Kenapa islam menggunakan hukum qishah bagi pelaku dosa besar? karena ALlah ingin kita dihukum didunia, agar mengurangi hukuman kita diakhirat.
Kenapa ALlah memberi kita sakit, karena kasih sayang ALlah yang ga tega apabila kita hambaNYA ini merasakan neraka terlalu lama...
Astaghfirullah, betapa Maha pengasihnya ALlah. apabial kita ingin memaknai sakit, maka alangkah beruntungnya orang yg sakit... ALlah menggugurkan dosa-dosanya. mengurangi jatah kita di neraka.
Mega Indah Tomeala Arief Hm.. trus bgmn dengan usaha/ikhtiar kita merawat sakit ini?
Laksmi Savitri jadi kl sy yg org awam ini mengambil kesimpulan dr paparan mas Ichang, sakit banyak maknanya ya, bisa jd ia sarana ujian, bisa jd sarana penghapus dosa (kl kita ikhlas dan sabar), bisa jd sarana umat Islam utk menggali lebih dalam akalnya utk meneliti dan menghasilkan karya2 (metode/obat) dalam bidang kesehatan yg halal & thoyyib, dsb
Mas Ichang Allahlah yg membri kita sakit, kemudian apakah ada selain ALlah yg tahu bagaimana mengobatinya?
Kalau ALlah sebab yg membuat kita sakit, sewajarnyalah kita membuka, mempelajari dan lebih jauh menggali dan meneliti 'kalimat' ALlah. Tentang bagaimana caranya untuk sembuh, baik dari ajaran Rasulnya, ajaran para tabiin, tabiit tabiin dan ulama sebagai pengawal kaidah Rasul. Bagaimana kita akan sembuh bila kita melenceng dari pengobatan yg diajarkan oleh ALlah? padahal ALlahlah yg membuat kita sakit?
Sama halnya apabila kita punya mobil honda , ketika rusak kita bawa untuk service ke bengle pinggir jalan. emang mereka lebih tahu dari bengkel resminya?
Bila yang haram diterjang dengan alasan darurat, apakah ini ajaran kesembuhan dari ALlah?
Bila yang tidak thoyib dimanfaatkan dengan alasan tak ada lagi yg lain, apakah mungkin sembuh? sembuh secara holistik? fisik sih bisa menipu? apakah hati juga bisa sembuh?
Mega Indah Tomeala Arief Hm.. Jleb banget ya :(
Mas Ichang ketika kita merasa sembuh fisik bugar olahraga mangtab, makan banyak tidur nyenyak, tapi setelah sembuh itu kita jadi lalai shalat, ogah puasa, males zakat... apakah ini bisa dikatakan sembuh?
Laksmi Savitri Terkait dgn sarana pengobatan dg sesuatu yg najis (haram?) ada penjelasan sbb, Imam Nawawi, dalam kitab Majmu' menjelaskan bahwa ulama-ulama madzhab Syafi'i, menarik kesimpulan bahwa: "berobat dengan sesuatu yang najis baru dibolehkan jika tidak ada obat yang suci yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Sedangkan jika obat yang suci itu ada, maka sesuatu yang najis itu haram, tanpa diperselisihkan lagi.
Dari sini, hadits yang berbunyi:"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada barang yang diharamkan bagi kalian", dimengertikan (dihamalkan) bahwa hal itu haram jika ada obat lain yang suci yang dapat mengobati penyakit tersebut, dan tidak haram jika tidak ada obat lainnya."
Dalam kitab Raudhah Thalibin dijelaskan lebih lanjut:"Boleh meminum air seni dan darah untuk hal itu, juga boleh berobat dengan barang-barang yang najis lainnya, seperti daging ular, kalajengking, dan pasta yang mengandung alkohol".
Abu Hanifah berpendapat: boleh meminum air seni dan darah, serta semua barang yang najis untuk berobat.
Ulama madzhab Syafi'i memberikan catatan untuk pengobatan dengan barang yang najis tersebut: "hal itu boleh jika orang yang mengobati itu adalah ahli dalam pengobatan (dokter ahli), yang mengetahui bahwa tidak ada alternatif lain untuk pengobatan penyakit itu".
Demikian juga seperti dijelaskan dalam kitab An Nihayah dan at Tahdzib, seperti dikutip oleh pengarang Hasyiah ibnu 'Abidin, bahwa: Orang yang sakit boleh berobat dengan air seni, darah, atau bangkai jika telah diberitahukan oleh dokter muslim bahwa hal itu berkhasiat untuk menyembuhkan penyakitnya, dan tidak ada barang lain yang suci yang dapat menggantikan fungsinya. Sedangkan jika dokter mengatakan bahwa cara itu menjanjikan kesembuhan yang lebih cepat, maka dalam hal ini ada dua pendapat: ada yang membolehkan dan ada yang tidak.Tapi terkait dgn upaya pencegahan, bolehkah dikategorikan sbg suatu kedaruratan? -cmiiw-
Mas Ichang semoga tulisan diatas bisa bermanfaat, mohon maaf bila ada kata atau kalimat yg tak berkenan. jadi sok tausiyah saya... maaf. saya hanya bisa menulis, pada kenyataannya saya juga bukan orang yg sangat sabar, sakit gigi aja kadang udah kliyengan, ga sabar. sekali lagi maaf nuun walqolami wama yashturuun.
Dedi Misbah Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku”
(As Syu’araa: 80).
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah mengutarakan masalah berobat, sebagaimana dalam beberapa hadits. Di antaranya,
1. Dari Jabir Bin Abdullah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat tepat dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim)
2. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
3. Dari Usamah bin Syarik radhiallahu’anhu, bahwa beliau berkata,
“Aku pernah di sisi Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam lalu datanglah serombongan orang arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat? .” Beliau menjawab, “Iya, wahai para hamba Allah berobatlah. Sebab Allah ‘azza wa jalla tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya, “ Penyakit apa itu? .” Beliau menjawab, “Penyakit ketuaan.” (HR. Ahmad, Al Bukhari dalam Al-Adabul Mufrod, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’us Shahih mimma Laisa fish Shahihain 4/486)
4. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Juga Al-Bushiri menshahihkannya dalam kitab Zawaidnya. Lihat Takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma’ad 4/12-13)
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dalam hadits-hadits yang shahih ini terdapat perintah untuk berobat dan itu tidak bertentangan dengan tawakkal. Sebagaimana menolak penyakit yang berupa rasa lapar, haus, panas dan dingin dengan lawan-lawannya, tidak menghilangkan tawakkal. Bahkan tidak sempurna hakikat tauhid kecuali dengan menjalani sebab yang Allah letakkan sebagai faktor yang akan melahirkan akibat, baik secara ketentuan takdir maupun hukum syariat. Menolak sebab dapat merusak tawakkal itu sendiri. Demikian pula dapat merusak dan melemahkan nilai perintah Allah dan hikmah-Nya. Sementara orang-orang yang menolak sebab beranggapan bahwa yang demikian itu akan lebih menguatkan tawakkal. Padahal menolak sebab merupakan sebuah kelemahan yang bisa menghilangkan tawakkal. Karena hakikat tawakkal adalah seorang menyandarkan hatinya kepada Allah dalam meraih kemanfaatan dan menolak bahaya, baik pada agama maupun dunianya. Penyandaraan hati ini harus disertai dengan menjalani sebab. Jika tidak, maka dia akan menggugurkan hikmah Allah dan syari’at-Nya. Oleh karena itu, jangan seorang hamba menjadikan kelemahannya sebagai sikap bertawakkal dan jangan pula dia menjadikan tawakkalnya sebagai sebuah kelemahan.” (Lihat Zadul Ma’ad, cet. Maktabah Ar-Risalah 4/14)
Berobat merupakan perkara yang diperselisihkan hukumnya di kalangan para ulama. Tentunya perselisihan mereka berangkat dari perbedaan dalam memahami dalil-dalil yang datang pada bab ini. Terdapat tiga pendapat di kalangan para ulama dalam menentukan hukum berobat.
Pertama, menurut sebagian ulama bahwa berobat diperbolehkan tetapi yang lebih utama tidak berobat. Ini merupakan madzhab yang masyhur dari Al-Imam Ahmad rahimahullah.
Kedua, menurut sebagian ulama bahwa berobat adalah perkara yang disunnahkan. Ini merupakan pendapat para ulama pengikut madzhab Syafi’i rahimahumullah. Bahkan Imam An-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Syarh Shahih Muslim menisbahkan pendapat ini kepada madzhab mayoritas salaf dan kholaf. Pendapat ini pula yang dipilih oleh Abul Muzhaffar. Beliau berkata, “Menurut madzhab Abu Hanifah bahwa berobat adalah perkara yang sangat ditekankan. Hukumnya hampir mendekati wajib.”
Ketiga, menurut sebagian ulama bahwa berobat dan meninggalkannya sama saja, tak ada yang lebih utama. Ini merupakan Madzhab Al-Imam Malik rahimahullah. Beliau berkata, “Berobat adalah perkara yang tidak mengapa demikian pula meninggalkannya.” (lihat Fathul Majid halaman 88-89)
As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah memiliki metode yang cukup baik dalam mempertemukan beberapa pendapat di atas. Beliau merinci hukum berobat menjadi beberapa keadaan, sebagai berikut:
1. Bila diketahui atau diduga kuat bahwa berobat sangat bermanfaat dan meninggalkannya akan berakibat kebinasaan maka hukumnya wajib.
2. Bila diduga kuat bahwa berobat sangat bermanfaat namun meninggalkannya tidak berakibat kebinasaan yang pasti maka melakukannya lebih utama.
3. Bila dengan berobat diperkirakan kesembuhan dan kebinasaannya memiliki kadar kemungkinan yang sama maka meninggalkannya lebih utama, agar dia tidak melemparkan dirinya dalam kehancuran tanpa sadar. (lihat Asy-Syarhul Mumti’ 2/437)
Manusia, sebagai bagian dari alam, sangat mempengaruhi & dipengaruhi oleh alam. Jika alam rusak, maka manusia akan mudah menjadi sakit, demikian juga sebaliknya. Namun jangan lupa, manusia2 yang 'sakit', bisa dengan mudah membuat alam menjadi rusak.
Ada baiknya, kita menerapkan "BIMA Sehat" , yaitu:
B-erniat & Berpikir dg Sehat,
I-badah & Istirahat dg Sehat,
M-akan & Minum yg halal serta Sehat,
A-ktifitas & Amal yang Sehat.
Wallahu'alam bishowab..
MemesCute Chayank Anggit karena kurangnya pemahaman mereka akan thibbun nabawi n herbal2 yg bnyk terdapat di sekeliling kt,selama ini yg lbh bnyk di ekspos ke masyarakat kan obat-obatan kimia,pemerintah aja ng'iklanin-nya obat generik,bukan minum madu/makan buah kurma utk kesehatan...
Laksmi Savitri Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu berkata: “Sungguh para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan (kimiawi, –pent.). Ketika memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat yang kompleks. Mereka mengatakan: ‘Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan makanan-makanan tertentu dan pencegahan, janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan’.”
Ibnul Qayyim juga berkata: “Berpalingnya manusia dari cara pengobatan nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari pengobatan dengan Al-Qur`an, yang merupakan obat bermanfaat.” (Ath-Thibbun Nabawi, hal. 6, 29) Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan nabawiyyah sekedar sebagai pengobatan alternatif. Justru sepantasnya dia menjadikannya sebagai cara pengobatan yang utama, karena kepastiannya datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara pengobatan dengan obat-obatan kimiawi kepastiannya tidak seperti kepastian yang didapatkan dengan thibbun nabawi. Pengobatan yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diyakini kesembuhannya karena bersumber dari wahyu. Sementara pengobatan dari selain Nabi kebanyakannya dugaan atau dengan pengalaman/ uji coba. (Fathul Bari, 10/210)
Namun tentunya, berkaitan dengan kesembuhan suatu penyakit, seorang hamba tidak boleh bersandar semata dengan pengobatan tertentu. Dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan sakitnya. Namun seharusnya ia bersandar dan bergantung kepada Dzat yang memberikan penyakit dan menurunkan obatnya sekaligus, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang hamba hendaknya selalu bersandar kepada-Nya dalam segala keadaannya. Hendaknya ia selalu berdoa memohon kepada-Nya agar menghilangkan segala kemudharatan yang tengah menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَمَّنْ يُجِيْبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ
“Siapakah yang mengijabahi (menjawab/ mengabulkan) permintaan orang yang dalam kesempitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan (siapakah) Dia yang menghilangkan kejelekan?” (An-Naml: 62)
Sungguh tidak ada yang dapat memberikan kesembuhan kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Karena itulah, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata memuji Rabbnya:
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (Asy-Syu’ara`: 80)
copas dr : http://kaahil.wordpress.com/2008/09/08/
Rulita Selly Sentia di grup ini memang ilmunya banyak bgt ttg kesehatan,dari mulai pencegahan penyakit yg alami,halal n toyib hingga pengobatannya yg home treatment,TN,herbal,medis dll. Namun menurut pendapat saya masih ada yg kurang sedikit nih,kita semua tahu bahwa tubuh manusia merupakan kesatuan yg terdiri dari sistem2 yg rumit dan kompleks,dari sel,jaringan hingga organ..tubuh juga terdiri atas aliran2 energi,dari mulai energi antar sel (ATP & ADP) CMIIW, dan ternyata jika kita tahu ilmu pemanfaatan energi ini (terapi tenaga dalam dsb) pada akhirnya akan bermanfaat pada optimalisasi kesehatan tubuh selain juga dari pemeliharaan asupan makanan dan cara hidup yg sehat. Nah kang Dedi Misbah ,sudilah kiranya berbagi ilmunya..tentang penggunaan energi dalam tubuh yg kapasitasnya sebagai salah satu faktor pendukung yg penting dlm pemeliharaan kesehatan juga pengobatan penyakit pada manusia. Barangkali admin n member disini ada yg ingin tahu,termasuk saya..nuhun kang sebelumnya..:)
Dedi Misbah Insya Allah suatu saat akan saya bahas Teh Rulita Selly Sentia, bagaimana kaitan energi yang dihasilkan oleh mitokondria + ATP + oksigen dengan ayat Qur'an & hadis serta pemanfaatan nya dalam kehidupan sehari2.
Karena menurut pengalaman saya yang baru 21 tahun bergelut di bidang ini, belajar memanfaatkan energi tubuh ini tidak lama, cukup 1 (satu) jam insya Allah bisa langsung melakukan terapi bagi diri sendiri & orang lain, termasuk diantaranya meningkatkan IMMUNITAS (kekebalan tubuh) seseorang.
Dan ingat, semuanya murni hasil dari energi tubuh, yaitu dengan latihan. Tidak ada amalan2 tertentu, puasa, wirid, dll yang menjurus pada hal2 bid'ah & syirik.
Insya Allah...:)
Dedi Misbah Prolog:
Secara teori & fakta, tubuh itu lengkap, dia bisa mengobati diri sendiri, karena dalam tubuh manusia terdapat sistem kekebalan tubuh yang fungsinya untuk melindungi tubuh dari bakterio atau benda asing lainnya yang berasal dari luar tubuh. Fungsi obat hanya untuk memancing kekebalan tubuh. Kalo kekebalan tubuh itu bisa dipancing oleh tubuh sendiri itu akan lebih aman dan obat hanya menjadi ketergantungan.
Di dalam tubuh manusia terdapat mitokondria, yaitu organel sel dalam tubuh yang menghasilkan Adenosin Tryphospat (ATP), akselelator (untuk mengaktifkan) Q10 (pengaktifnya yang dihasilkan oleh hati). Sedangkan Adenosin Tryphospat (ATP) sendiri menghasilkan energi.
Dg Adenosin Tryphospat (ATP) diproses glikogen + Oksigen menjadi energi. Mitokrondia itu terdapat diseluruh tubuh.
Ada penelitian Cann & Wilson: 1 cm3 sel mitokondria yaitu sebesar dadu dapat menghasilkan listrik 200.000 volt.
Kekebalan tubuh, sepengetahuan saya,ada dua bagian:
1) Humoral yaitu kekebalan tubuh yang dibentuk oleh cairan-cairan yang dapat mengusir dan membunuh antigen,
2) Selular yaitu kekebalan tubuh yang dibentuk oleh sistem sel. Salah satu jenis selnya adalah sel T4. sel T4 ini yang dirangsang oleh energi yang dihasilkan Adenosin Tryphospat (ATP).
Untuk membangkitkan energi tubuh seseorang adalah dengan pengoptimalan oksigen yang diserap ke dalam darah untuk merangsang Adenosin Tryphospat (ATP) supaya menghasilkan energi lebih banyak dan dikumpulkan dalam satu titik.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
(QS:At-Tiin:4)
وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ اللَّـهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّـهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka KEKUATAN APA SAJA yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh ALLAH dan musuhmu dan musuh selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang ALLAH mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan ALLAH niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
(QS:Al-Anfaal:60)
Dedi Misbah Bab 1
Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, tetapi justru sering dilupakan oleh manusia itu sendiri. Manusia dapat berbicara, berjalan, jantung berdenyut serta berbagai aktifitas hidup lainnya di dalam tubuh merupakan peristiwa yang erat hubungannya dengan masalah listrik. Semua alat tubuh manusia, khususnya syaraf dan otot dalam menjalankan fungsinya selalu berkaitan dengan peristiwa listrik. Dengan demikian sebenarnya manusia merupakan satu kesatuan sistem biolistrik (tenaga dalam) yang sangat menarik untuk diamati. Manusia disusun oleh lebih 1 triliun sel, yang masing-masing sel mempunyai muatan listrik lebih kurang 70mV dengan muatan positif diluar membran sel dan muatan negatif didalamnya. Cukup hanya dengan hubungan seri menggunakan 3.000 sel saja akan dihasilkan beda potensial sebesar 270 volt, lebih besar dari tegangan listrik 220 volt milik PLN. Andaikan listrik dalam 1 triliun sel itu dapat kita manfaatkan seluruhnya maka betapa dahsyatnya potensi energi tubuh manusia itu sesungguhnya.
Siklus energi
Mari kita mulai dengan melihat kasus yang sederhana, sebuah bola lampu pijar.
Bilamanakah bola lampu tersebut dapat berpijar ?
Tentunya kita dapat menjawab pertanyaan ini dengan mudah, sebuah bola lampu dapat berpijar bila ia mendapatkan arus listrik yang akan memendarkan filamennya.
Kita mengenal hukum kekekalan energi, energi yang diterima selalu sama dengan energi yang dihasilkan, bahwa energi tidak dapat hilang tetapi hanya berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya.
Perhatikan lampu mengubah energi listrik menjadi energi cahaya dan energi panas, sel matahari mengubah energi sinar menjadi listrik, mesin bensin mengubah energi kimia menjadi energi gerak dan panas, sistem pembangkit listrik tenaga uap mengubah energi kimia (gas/batubara) menjadi energi panas untuk menghasilkan uap (energi kinetik) yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi listrik.
Mari lihat sekeliling kita, terdapat beragam perubahan bentuk energi dan siklus energi. Matahari melepaskan energi dari reaksi fusi atom, energi ini diradiasikan dan diterima oleh tumbuhan yang menggunakan energi sinar matahari ini ke bentuk energi kimia (gula, amilum, selulosa, vitamin, dll) yang akhirnya dikonsumsi oleh manusia.
Jika lampu pijar membutuhkan energi listrik, maka manusia secara normal membutuhkan makanan sebagai bahan utama pensuplai energinya. Secara singkat bahan makanan diproses oleh sistem pencernaan menghasilkan energi penggerak aktifitas tubuh yang dibutuhkan untuk menggerakkan sistem syaraf, pergerakan motorik tubuh, sistem trasportasi, sistem imunitas tubuh, dll
Tubuh manusia mengonversi/mengubah energi kimia dalam bentuk makanan menjadi energi kinetik, gerak, energi listrik yang digunakan dalam penyampaian sinyal syaraf, dll. Jika tumbuhan yang menyimpan kelebihan energinya dalam bentuk umbi batang/umbi akar/buah/bentuk lainnya, demikian pula dengan manusia. Manusia pun menyimpan cadangan energi dalam bentuk lemak, gula darah/glikogen, dan senyawa lainnya yang disebar di sel-sel tubuh.
ATP-Adenosin Tri Phosphat
Dalam tubuh kita terjadi pernafasan sel yaitu proses oksidasi zat makanan seperti gula menjadi karbon dioksida dan air. Energi hasil proses ini disimpan dalam bentuk ATP untuk selanjutnya digunakan dalam seluruh aktifitas sel yang membutuhkan energi.
Dalam sitoplasma sel tubuh kita, terdapat organel sel yang memiliki fungsi utama untuk mengubah energi kimia dari makanan menjadi ATP. Organel ini dinamakan mitokondria.
ATP adalah molekul berenergi tinggi dengan tiga gugus fosfat. Molekul ini berfungsi sebagai baterai, elemen penyimpan dan pemindah energi. Energi yang didapatkan dari hasil metabolisme bahan makanan disimpan dalam bentuk ikatan adenosin-phosphat. Tubuh akan memutus ikatan ini untuk menghasilkan energi saat diperlukan. Ketika adenosin tri-phosphat melepas satu molekulnya, maka ia menjadi adenosin di-phosphat (ADP) dengan dua molekul phosphat, ADP masih dapat melepas lagi satu molekul phosphatnya menjadi adenosin mono phosphat (AMP). Dalam proses pelepasan inilah energi dikeluarkan.
ATP --> ADP + Energi
ADP --> AMP + Energi
ADP dan AMP kemudian akan menyerap energi untuk kembali dapat mengikat gugus phosphat membentuk ATP dan ADP kembali dengan bantuan kreatin phospat
Untuk memudahkan pemahaman konsep ini, kita dapat menganalogikannya dengan siklus baterai isi ulang. Ketika kita memproses bahan makanan, kita menghasilkan energi yang besar yang beranalogi dengan arus listrik rumah. Tubuh kita tidak langsung menggunakan seluruh energi ini, ia menggunakannya secara bertahap dan mendistribusikannya ke sel-sel yang membutuhkan hal ini dilakukan dengan menyimpan energi kedalam bentuk ATP yang beranalogi dengan proses kita menyimpan energi listrik dalam baterai isi ulang. Setelah digunakan, maka kita tentunya mengisi ulang kembali beterai tersebut, tubuh melakukan hal yang sama dengan mengirim ATP yang telah kehilangan energi dalam bentuk ADP/AMP kembali kedalam sel untuk menyerap energi membentuk kembali ATP
Konsep ATP ini memegang peranan penting dalam menjelaskan konsep energi tubuh manusia (tenaga dalam). Secara umum, saya memandang energi hasil pelepasan molekul phosphat yang terjadi ditingkat molekuler dalam tubuh manusia inilah yang disebut dengan tenaga dalam (TD). Sehingga kita memandang bahwa semua manusia telah memiliki tenaga dalam (TD). Saya mencoba membantu rekan2 untuk dapat memperkuat dan memfokuskan energi TD melalui rangkaian teknik latihan tertentu
Dedi Misbah Sistem Pertahanan Tubuh
Pernahkah anda merasa marah atau takut ?
Pada saat marah atau takut, tubuh mengeluarkan hormon adrenalin, hormon inilah yang memicu pemecahan cadangan energi tubuh dalam bentuk ATP dan ADP menghasilkan energi instan. Mekanisme tubuh ini tentunya sangat beralasan. Saat marah, maka tubuh mempersiapkan diri untuk konflik dan pada saat takut tubuh mempersiapkan diri untuk mempertahankan diri. Klebihan energi ini menyebabkan jantung kita berdetak lebih cepat yang membuat kita memiliki tenaga lebih, berfikir lebih cepat. Ini adalah mekanisme pertahanan tubuh kita dari ancaman luar.
Selain pada saat marah atau takut, apakah kita dapat mengeluarkan energi-energi cadangan ini ? Jawabannya adalah ya, kita dapat mengeluarkan cadangan-cadangan energi ini tanpa harus marah. Mari kita perhatikan tubuh mengagumkan yang Allah amanatkan pada kita ini.
Tubuh manusia dilengkapi otak yang dapat mengatur penggunaan tenaga dengan sangat baik. Saat kita melakukan aktifitas yang berat dan membutuhkan energi besar seperti berolah raga, maka secara otomatis otak memerintahkan pengeluaran hormon adrenalin sehingga detak jantung dan frekuensi nafas meningkat, hal ini untuk mendistribusikan lebih banyak oksigen ke sel. Oksigen inilah yang kemudian digunakan untuk melakukan pembakaran menghasilkan ATP.
Dengan mengondisikan tubuh agar menghasilkan energi melebihi kebutuhan normalnya, maka kita akan melatih tubuh untuk dapat menyuplai energi yang lebih besar. Sehingga dengan latihan yang konsisten tubuh kita akan beradaptasi menghasilkan tingkat energi lebih dibandingkan orang lain dan kita akan memiliki sel yang lebih kuat.
Pengaruh Konsentrasi
Konsentrasi, pemusatan, atau pemfokusan adalah proses mengumpulkan hal sejenis pada suatu tempat. Kita dapat mengamati dahsyatnya konsentrasi saat membuat api dari sinar matahari dengan bantuan lensa cembung, sinar laser yang digunakan untuk memotong intan, atau air sebagai pemotong baja.
Saat kita berkonsentrasi membaca tulisan ini, maka seluruh daya dan perhatian ditujukan untuk memahami tiap kata sehingga suara motor dikejauhan tidak terdengar, suhu ruangan kita abaikan, dan semilir angin tak terasa.
Dalam berlatih olah nafas, konsentrasi memegang peranan yang penting. Dengan konsentrasi maka otak akan menyiapkan tubuh untuk mengeluarkan potensi optimalnya.
Aerobik - Anaerobik
Aerobik berarti bersifat menggunakan oksigen, dan imbuhan an- berarti tidak / musuh / bertentangan sehingga anaerob berarti tanpa menggunakan oksigen.
Manusia adalah mahluk aerob, mahluk yang membutuhkan oksigen dalam proses metabolismenya. Berbeda dengan tumbuhan yang dapat melakukan fermentasi menghasilkan energi secara an-aerobik, sebagian besar energi pada manusia dihasilkan dari proses yang memerlukan oksigen.
Pada menit-menit awal melakukan olah raga, tubuh kita masih memiliki oksigen terlarut dalam darah yang cukup sehingga sel dapat beraktifitas dengan normal. Seiring dengan aktifitas tubuh, maka kadar oksigen akan berkurang dan tubuh akan mulai mempercepat pernafasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen sel. Saat terjadi kesenjangan persediaan lebih sedikit dari permintaan oksigen, kita memasuki fase latihan yang akan memaksa sel untuk beradaptasi dengan memperbanyak jumlah mitokondrianya, hal ini tentu saja meningkatkan sistem pengelolaan energi sel menjadi lebih optimum.
Pengaturan Nafas
Mari kita perhatikan perbedaan antara olahraga biasa dengan olah raga dengan pengaturan nafas. Jika pada olah raga biasa pada saat tubuh membutuhkan oksigen suplai oksigen diperbesar dengan nafas yang dipercepat, maka pada olah raga pernafasan justru suplai oksigen ini yang dibatasi.
Dengan tubuh membutuhkan oksigen dan suplai yang dibatasi, kita menciptakan kondisi latihan dengan lebih cepat dan berlangsung di seluruh sel tubuh. Dengan latihan yang teratur maka sel-sel akan berubah menjadi sel-sel dengan kemampuan metabolisme optimum salah satunya karena sel kita akan memperbanyak jumlah mitokondria. Dengan kondisi sel seperti ini, tentunya kita akan menghasilkan energi jauh lebih banyak dan melimpah dibandingkan mereka dengan sel biasa.
Dalam fase penarikan nafas, kita berusaha memasukkan udara beroksigen ke dalam paru-paru. Volume total udara yang ditampung saat penarikan nafas ini rata-rata 700 % lebih banyak dari volume penarikan nafas biasa/tanpa dikontrol yaitu 3500 cc berbanding 500 cc.
Coba rasakan adanya tekanan pada rongga dada saat kita menahan nafas !
Saat penahanan nafas tekanan dalam paru-paru meningkat hal ini akan mempercepat difusi oksigen ke dalam darah. Ditambah dengan jeda waktu yang kita berikan maka makin banyak oksigen yang dapat diikat oleh haemoglobin darah.
Saat pembuangan nafas, kita melakukannya dengan perlahan dan hingga habis sehingga karbon dioksida sisa metabolisme tubuh dapat dibuang secara tuntas.
Dengan pengaturan nafas yang benar, maka dari nafas satu ke nafas yang berikutnya, kita akan membentuk ‘aliran oksigen’ yang kuat dan teratur dalam sistem sirkulasi kita. Hal inilah yang merupakan modal bagi penguatan sistem energi tubuh.
Bagaimanakan tubuh menggunakan energinya ?
Kita mendapatkan energi dari proses mengubah molekul berenergi tinggi seperti gula, lemak, protein, dll yang terkandung dalam makanan menjadi molekul berenergi lemah seperti air dan karbon dioksida. Energi yang ‘dilepaskan’ saat perubahan inilah yang ‘ditangkap oleh AMP/ADP dan kita gunakan untuk proses-proses lain dalam tubuh yang memerlukan energi.
Tidak seluruh energi hasil metabolisme ini dimanfaatkan, hanya 25 % energi yang disimpan dalam bentuk ATP dan siap dimanfaatkan untuk fungsi tubuh. 60 % hilang menjadi panas saat ‘produksi energi’ dan 15 % lainnya juga menjadi panas pada saat ATP digunakan.
Kita juga tidak menggunakan seluruh ATP. Cadangan-cadangan energi ini disimpan oleh tubuh untuk hingga secara umum kita hanya menggunakan 2,5 % dari energi yang dihasilkan.
Bayangkan, selama ini, manusia rata-rata hanya memanfaatkan 2,5% energi untuk mengaktifkan seluruh metabolisme di tubuhnya.
0 comments:
Post a Comment