Home » , » LAKTASI PADA BAYI PREMATUR

LAKTASI PADA BAYI PREMATUR

Written By drh.Kunta Adnan Sahiman on Saturday, October 13, 2012 | 5:44 AM

Manajemen Laktasi pada Bayi Prematur / BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

Yang perlu diperhatikan pada kasus-kasus bayi yang lahir prematur ataupun yang memiliki BB yang rendah adalah kondisi si bayi tersebut, apakah harus di pisahkan terlebih dahulu oleh ibunya atau tidak.

Faktor yang penting untuk menunjang sukses menyusui adalah manajemen laktasi yang juga melibatkan kerjasama pihak dokter, bidan, dan juga seluruh tim dari perawatan intensif neonatal di RS dengan ibu-bayi. Tanpa peran optimal dari mereka, maka sukses menyusui sulit untuk dicapai. Beberapa penelitian terkait menyimpulkan, rate dari bayi prematur yang lepas dari RS dengan status masih diberikan ASI amat rendah.

Perlukah masuk inkubator?
Bayi prematur, bahkan yang sangat mungil sekalipun sebenarnya lebih membutuhkan kontak kulit dengan ibu (atau ayahnya) daripada dimasukkan ke dalam inkubator.

Bukti-bukti menunjukkan bahwa metabolisme  bayi prematur (atau bayi berkebutuhan khusus) jauh lebih stabil ketika menempel/kontak kulit dengan ibu. Napas bayi lebih stabil, lebih rileks dan tenang, tekanan darahnya lebih normal, kadar gula darah serta suhu kulit mereka pun lebih baik. Semua ini terjadi jika mereka dirawat dengan metode Kangguru (Kangaroo Mother Care) yaitu melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi hampir sepanjang hari.


Bahkan, ibu yang melakukan metode Kangguru ini dapat memproduksi ASI lebih banyak, ia dapat menyusui bayinya lebih segera dan bayi akan menyusu lebih baik. Sebuah dokumen dari WHO mendiskusikan hal ini panjang lebar dengan berbagai referensi.

Perlukah asupan tambahan bagi bayi premature?
Menambahkan nutrisi selain ASI ternyata tidak cukup membantu pertumbuhan bayi yang terlahir prematur dalam kurun waktu satu tahun. Hal ini diketahui dari sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh Dr. Gitte Zachariassen, dari rumah sakit anak Hans C. Andersen di Odense, Denmark.
Ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa bayi yang tumbuh lebih cepat (dengan tambahan asupan) kelak akan memiliki masalah seperti kadar kolesterol “jahat” lebih tinggi, tekanan darah lebih tinggi, kekebalan terhadap insulin (yang mungkin merupakan gejala awal dari diabetes tipe 2), dan kegemukan) dibanding dengan bayi prematur yang mendapat ASI. Riset ini dilakukan terhadap 3 kelompok bayi prematur yaitu: kelompok yang menyusu langsung, kelompok yang menyusu langsung dan mendapat donor ASI, dan kelompok yang diberi asupan ASI dengan tambahan formula. Kelompok terakhir ini memang tumbuh lebih cepat dan lebih besar, namun ada harga yang harus dibayar mahal di kemudian hari.

Pada beberapa penelitian, rata-rata bayi prematur yang HANYA diberi ASI tumbuh dengan IQ yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang minum susu botol dengan formula khusus. Sehingga dalam hal ini, tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI pada bayi premature. Bayi prematur hanya membutuhkan ASI yang dapat diberikan sedikit demi sedikit namun sering.
Menurut Jack Newman MD, FRCPC, IBCLC, di Afrika ada Salah satu cara untuk menghindari ‘kebutuhan’ terhadap asupan tambahan pada bayi prematur ternyata adalah dengan memberikan mereka lebih banyak ASI daripada yang ‘diperbolehkan’ di NICU. Benar, fisik  bayi-bayi Afrika ini tidak seperti bayi-bayi di NICU negara maju yang lebih besar,lebih sehat  dan membutuhkan lebih sedikit bantuan pernapasan untuk bertahan hidup. Namun sebagai orang yang percaya kepada hukum "bayi harus tumbuh seolah-olah ia masih dalam rahim" saat itu yang di lakukan oleh Jack Newman adalah meningkatkan jumlah susu (ASI) hingga diatas 150-180 ml/kg/hari, bahkan terkadang 300 ml/kg/hari dan bayi-bayi itu baik-baik saja dan tumbuh dengan baik. Agar pemberian ASI tidak terlalu banyak pada setiap waktunya, ASI diteteskan langsung ke dalam mulutnya secara berkesinambungan, dengan cara meneteskan beberapa kali dalam satu waktu.

Benarkah bayi prematur belum dapat menempel pada payudara bila belum berusia 34 minggu (masa kandungan) ?
Ini sama sekali tidak benar. Bayi-bayi prematur dapat meraih payudara ibu bahkan bayi yang lahir pada usia kandungan 28 minggu sekalipun. Pada bayi prematur yang lahir di minggu ke 30 pun mereka dapat melekat dan menyusu langsung dari payudara.  Beberapa bayi (baru) yang lahir di minggu 32 bahkan dapat menyusu penuh. Menyusu penuh artinya menyusu langsung pada payudara saja, tanpa bantuan pemberian ASI melalui botol, pipet atau selang.
Penggunaan Metode Kangguru, dan mengenalkan payudara ibu sesegera mungkin setelah bayi lahir meningkatkan kemungkinan bayi mendapat ASI penuh. Metode ini dapat dilakukan di mana pun.
Tentu saja, setiap bayi unik dan berbeda. Beberapa bayi mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama, tergantung dari apakah mereka mengalami masalah pada sistem pernafasan atau ada indikasi medis yang lain. Namun amat disayangkan jika ada yang membuat patokan bahwa pemberian asupan bagi bayi prematur dilakukan melalui botol hingga bayi tersebut berusia 34 minggu (masa kandungan) baru kemudian diperkenalkan dengan payudara ibunya.

Benarkah ibu dari bayi prematur harus menggunakan pelindung puting agar bayinya dapat melekat dengan baik dan dapat menyusu dengan baik?
Ini tidak benar. Penggunaan pelindung putting tidak diperlukan karena hampir semua bayi pulang dari Rumah Sakit sudah dapat menyusu langsung dari payudara secara penuh.
Kunci sebenarnya adalah sabar dalam meluangkan waktu untuk mengajarkan bayi mengenal payudara ibu dengan baik. Hal ini memang membutuhkan waktu yang lebih lama daripada ibu menggunakan pelindung puting, namun manfaat jangka panjangnya sepadan. Pelindung puting sebenarnya mengakibatkan produksi ASI berkurang, karena payudara menjadi tidak terstimulasi dengan baik. Cara membantu bayi prematur melekat pada payudara hampir sama dengan bayi yang cukup umur.

Benarkah bayi prematur harus (perlu) botol agar dapat belajar menghisap dengan baik?
Mitos ini salah. Bayi-bayi prematur dapat belajar menghisap secara alami, tidak perlu diajari dengan botol. Dan ini, sekali lagi, berlaku di mana saja di seluruh dunia. Seringnya, ibu dan bayi prematurnya disegerakan keluar dari Rumah Sakit dengan ‘nasihat’ bahwa bayi akan pulang lebih cepat jika bayi menggunakan botol. Ini bukan cara yang tepat untuk menolong ibu dan bayinya. Dalam kasus manapun, bayi tidak memerlukan botol untuk belajar menyusu.
Melaksanakan Metode Kangguru dan mengenalkan bayi kepada payudara ibunya segera dengan mengabaikan ‘patokan ajaib’ 34 minggu (masa kandungan) akan sangat membantu menghindarkan situasi ini. Selain itu, karena proses menghisap botol dan menghisap payudara ibu menggunakan otot-otot yang berbeda. menghisap botol ‘mengajarkan’ bayi keahlian menghisap yang buruk sehingga akan sangat sulit untuk mengoreksi kemampuan ini. Penggunaan botol juga akan mengakibatkan bayi bingung putting yang akhirnya tidak mau menyusu pada payudara.

Benarkah bayi prematur lebih cepat lelah ketika melekat pada payudara?
MITOS. Semua bayi, bukan hanya bayi-bayi prematur saja, cenderung tertidur di payudara ketika aliran ASI lambat, khususnya di minggu-minggu pertama. Ketika bayi diberi susu dalam botol, karena alirannya cepat, bayi terbangun dan menghisap dengan kuat. Kesimpulan keliru yang timbul? Bayi kelelahan di payudara karena menyusu langsung adalah kerja keras  sementara minum dengan menggunakan botol jauh lebih mudah.
Bayi prematur sering tidak dapat melekat dengan baik, disebabkan sebagian kita mengajarkan pelekatan yang demikian buruk. Melalui pelekatan yang baik, menggunakan tekanan (atau kompresi) payudara, dan jika perlu, menggunakan alat bantu menyusui pada payudara sebagai bantuan, bayi akan memperoleh aliran ASI yang baik sehingga tidak tertidur ketika menyusu di payudara. Tingkatkan aliran ASI, maka akan terlihat bahwa menyusu sama sekali tidak sulit dan tidak melelahkan bagi bayi prematur.

Uji berat badan (menimbang bayi sebelum dan sesudah menyusu/menerima asupan) adalah cara yang baik untuk mengetahui seberapa banyak susu yang bayi minum
Uji berat badan menganggap bahwa kita tahu apa yang seharusnya di dapat oleh bayi ASI. Bagaimana kita bisa tahu, sedangkan aturan bahwa bayi berat sekian dan usia sekian harus mendapatkan x jumlah susu, didasarkan pada bayi yang diberi susu formula dalam botol?
Lalu bagaimana kita bisa mengatakan berapa banyak yang sudah diperoleh bayi jika telah melekat dengan baik, dengan ibu menggunakan teknik kompresi pada payudara, terutama jika menyusui dibatasi pada waktu tertentu atau terjadwal, misalkan 10 atau 20 menit (karena kekhawatiran bahwa bayi kelelahan)?
Cara terbaik untuk mengetahui apakah bayi memperoleh ASI cukup dari payudara adalah dengan memperhatikan bagaimana bayi ketika menyusu dari payudara.
Berikut tanda-tanda bahwa bayi telah menyusu dengan baik pada payudara:
n Mulut bayi anda terbuka lebar dan bibir terlipat ke luar
n Dagu dan hidungnya menempel payudara
n Bayi telah memasukkan bagian areola ke dalam mulutnya
n Bayi menyusu dengan teratur dan mendalam, sebentar-bentar berhenti sesaat
n Bayi menelan susu yang diminum secara teratur
n Puting susu ibu terasa nyaman setelah beberapa kali pemberian susu pertama
 Seringkali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan prematur. Hal ini disebabkan karena ibu stres, ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu cara memerah ASI, dan kurang mendapatkan dukungan. Demikian juga pada bayi prematur yang refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gester kecil, sering terjadi refluks, peristaltik usus lambat. Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa lambung.

referensi: Breastfeeding The Premature Baby. Jack Newman MD, FRCPC, IBCLC. International Breastfeeding Centre

0 comments:

Post a Comment