Oligosakarida dalam ASI
Ternyata,
kandungan ASI yang diberikan para ibu kepada bayi mereka tidak sekedar
pemenuhan laktosa. Sebuah review menyatakan setidaknya ada 130 jenis
oligosakarida lain yang terdapat dalam ASI, yang boleh jadi tidak
dimiliki oleh air susu hewan mamalia lainnya.
Sebagai contoh Laktosa-N-Tetraose atau Sialil-laktosa, jenis laktosa yang termodifikasi. Kehadiran jenis oligosakarida ini sangat boleh jadi menjadi alasan bayi yang diberikan ASI lebih memiliki intelegensia yang baik dan lebih resisten terhadap infeksi dibandingkan bayi yang diberikan susu formula.
Komposisi oligosakrida yang memiliki struktur yang unik ini merupakan terbesar ketiga setelah laktosa dan lemak. Berdasarkan analisis kandungan komposisi ASI, oligosakarida memiliki kandungan 15 g/L, sedangkan kandungan di protein berkisar pada 9 g/L. Jenis oligosakarida ini adalah secara genetik disintesis oleh tubuh ibu, yang menunjukkan begitu tingginya peran ibu dalam memajukan generasi penerus sehat, kuat dan memiliki intelegensia yang tinggi.
Setiap oligosakarida memiliki variasi kombinasi pada glukosa, galaktosa, asam sialat (N-asetilneuramic acid), fukosa, N-asetilglusamin dan yang lainnya, serta bervariasi juga pada rantai yang memodifikasi mereka satu sama lain. Kebanyakan dari mereka memiliki laktosa pada ujung reduksinya, sedangkan fukosa atau asam sialat pada ujung non reduksi. Struktur yang sangat spesifik bukan?
Kuantitas yang besar oligosakarida yang tersialisasi hanya ada pada susu dari manusia. Satu-satunya hewan mamalia yang memiliki kemiripan pada kombinasi ini adalah gajah, dan kenyataan ini menjadi sangat menarik untuk di telaah. Asam sialat adalah oligosakarida dengan rantai C berjumlah 9 yang penting sebagai komponen gangliosida pada otak, yang diyakini berperan pada transmisi nerve cell, pembentukan memori, dan komunikasi antar sel.
Susu manusia mengandung oligosakarida yang tersialisasi yang cukup besar yang tidak pernah ditemukan pada susu sapi atau formula sekalipun. Liver yang masih belum matang yang dimiliki bayi sulit mensintesis asam sialat yang dibutuhkan bayi pada masa perkembangan otaknya.
Selain pada susu manusia, saliva manusia juga memiliki kandungan asam sialat yang sangat tinggi, tidak seperti darah atau jaringan otak yang sangat miskin asam sialat ini. Konsentrasi yang tinggi asam sialat pada saliva berperang penting untuk pembentkan viskositas dan juga berperan sebagai proteksi terhadap penyakit. Penelitian melaporkan bahwa bayi yang diberikan ASI memiliki asam sialat 50% lebih banyak daripada Bayi yang diberikan susu formula.
Menariknya, jenis oligosakarida dari ASI ini sulit didegradasi di intestine, dikarenakan ketiadaan glikosidase yang memiliki spesifisitas untuk memotong ikatan gula termodifikasi ini.Sehingga, oligosakarida ini menjadi sumber karbon dan energi untuk flora-flora yang menguntungkan bagi tubuh, seperti N-asetilglikosamin yang digunakan untuk pertumbuhan bifidobacterium bifidum.
Oligosakarida ini sebagai prekursor dalam biosintesis asam muramat, komponen penting untuk dinding sel bakteri. Pada waktu seminggu pertama pasca kelahiran, bifidobacateria menjadi komponen populasi utama pada feses bayi yang diberikan ASI, sementara itu bayi yang diberikan susu formula kurang dari 70%.
Bifidobacteria dalam tubuh bayi menghasilkan asam laktat yang kelak akan menurunkan pH pada intestine, dan oleh karena itu akan menghambat secara signifikan proliferasi mikroorganisme pathogen seperti shigela, streptococcus atau clostridium.
Uraian singkat ini mudah-mudahan semakin meningkatkan keyakinan kita bahwa ASI yang diberikan oleh para Ibu adalah Yang Terbaik.
sumber: British Journal of Nutrition (1999), 82, 333–335 (diterjemahkan dan disarikan secara bebas)
Sebagai contoh Laktosa-N-Tetraose atau Sialil-laktosa, jenis laktosa yang termodifikasi. Kehadiran jenis oligosakarida ini sangat boleh jadi menjadi alasan bayi yang diberikan ASI lebih memiliki intelegensia yang baik dan lebih resisten terhadap infeksi dibandingkan bayi yang diberikan susu formula.
Komposisi oligosakrida yang memiliki struktur yang unik ini merupakan terbesar ketiga setelah laktosa dan lemak. Berdasarkan analisis kandungan komposisi ASI, oligosakarida memiliki kandungan 15 g/L, sedangkan kandungan di protein berkisar pada 9 g/L. Jenis oligosakarida ini adalah secara genetik disintesis oleh tubuh ibu, yang menunjukkan begitu tingginya peran ibu dalam memajukan generasi penerus sehat, kuat dan memiliki intelegensia yang tinggi.
Setiap oligosakarida memiliki variasi kombinasi pada glukosa, galaktosa, asam sialat (N-asetilneuramic acid), fukosa, N-asetilglusamin dan yang lainnya, serta bervariasi juga pada rantai yang memodifikasi mereka satu sama lain. Kebanyakan dari mereka memiliki laktosa pada ujung reduksinya, sedangkan fukosa atau asam sialat pada ujung non reduksi. Struktur yang sangat spesifik bukan?
Kuantitas yang besar oligosakarida yang tersialisasi hanya ada pada susu dari manusia. Satu-satunya hewan mamalia yang memiliki kemiripan pada kombinasi ini adalah gajah, dan kenyataan ini menjadi sangat menarik untuk di telaah. Asam sialat adalah oligosakarida dengan rantai C berjumlah 9 yang penting sebagai komponen gangliosida pada otak, yang diyakini berperan pada transmisi nerve cell, pembentukan memori, dan komunikasi antar sel.
Susu manusia mengandung oligosakarida yang tersialisasi yang cukup besar yang tidak pernah ditemukan pada susu sapi atau formula sekalipun. Liver yang masih belum matang yang dimiliki bayi sulit mensintesis asam sialat yang dibutuhkan bayi pada masa perkembangan otaknya.
Selain pada susu manusia, saliva manusia juga memiliki kandungan asam sialat yang sangat tinggi, tidak seperti darah atau jaringan otak yang sangat miskin asam sialat ini. Konsentrasi yang tinggi asam sialat pada saliva berperang penting untuk pembentkan viskositas dan juga berperan sebagai proteksi terhadap penyakit. Penelitian melaporkan bahwa bayi yang diberikan ASI memiliki asam sialat 50% lebih banyak daripada Bayi yang diberikan susu formula.
Menariknya, jenis oligosakarida dari ASI ini sulit didegradasi di intestine, dikarenakan ketiadaan glikosidase yang memiliki spesifisitas untuk memotong ikatan gula termodifikasi ini.Sehingga, oligosakarida ini menjadi sumber karbon dan energi untuk flora-flora yang menguntungkan bagi tubuh, seperti N-asetilglikosamin yang digunakan untuk pertumbuhan bifidobacterium bifidum.
Oligosakarida ini sebagai prekursor dalam biosintesis asam muramat, komponen penting untuk dinding sel bakteri. Pada waktu seminggu pertama pasca kelahiran, bifidobacateria menjadi komponen populasi utama pada feses bayi yang diberikan ASI, sementara itu bayi yang diberikan susu formula kurang dari 70%.
Bifidobacteria dalam tubuh bayi menghasilkan asam laktat yang kelak akan menurunkan pH pada intestine, dan oleh karena itu akan menghambat secara signifikan proliferasi mikroorganisme pathogen seperti shigela, streptococcus atau clostridium.
Uraian singkat ini mudah-mudahan semakin meningkatkan keyakinan kita bahwa ASI yang diberikan oleh para Ibu adalah Yang Terbaik.
sumber: British Journal of Nutrition (1999), 82, 333–335 (diterjemahkan dan disarikan secara bebas)
0 comments:
Post a Comment